Sabtu, 27 Maret 2010

Semakin Banyak Dukungan yang Hadir buat Pasangan FN

Add caption

Add caption

SSURABAYA – Menjadi aktivis buat Wardah Hafidz adalah sebuah panggilan jiwa. Ini dikatakannya saat ditemui di Jl. Menanggal I komplek Peni 46 Surabaya. Sosok yang sangat lekat  dengan kaum miskin perkotaan itu khusus datang ke Surabaya untuk memberikan support kepada pasangan cawali Surabaya dari jalur independen, Fitradjaja Purnama dan Naen Suryono.
Pada kesempatan itu Wardah menyatakan sudah mengenal Fitra sejak beberapa tahun yang lalu. Wanita kelahiran Jombang 58 tahun silam ini juga berharap tidak ada lagi kaum miskin di kota Surabaya ini yang akan digusur. Dia berharap jika Fitra terpilih menjadi walikota, bukan orang miskin yang digusur melainkan kemiskinan yang harus disingkirkan dari Surabaya. Namun, diakuinya bahwa meyakinkan masyarakat untuk memberantas kemiskinan bukan pekerjaan yang mudah. “Ini tantangan untuk Fitra. Masyarakat sudah kecewa  janji-janji partai.”


Pendiri UPC (Urban Poor Consortium) pada tahun 1993 ini menyampaikan juga pentingnya membuat kontrak politik dengan rakyat, karena dengan kontrak politik seorang pemimpin akan tahu permasalahan yang dihadapi oleh rakyat.
“Ya itulah! Kenapa persoalan tanah dan surat ijo menjadi program utama saya dalam pencalonan ini. Saya ingin setiap warga mendapatkan hak atas tanah yang sebagian besar dikuasai oleh pemerintah kota. Dan teman-teman dari beberapa lembaga yang tergabung dalam Konsolidasi Arek Suroboyo (KAS)” jelas Fitra kemudian.
Malam itu dengan suasana keakraban dan kesederhanaan, Wardah Hafidz dan Fitradjaja berdiskusi tentang masalah-masalah sosial yang dihadapi warga Surabaya. Tampak hadir dalam pertemuan malam itu, beberapa aktivis dan warga yang sesekali nimbrung dalam sebuah diskusi. Sesekali Fitra berbagi pengalaman dan cerita lucu  yang membuat suasana menjadi cair. (EP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

®;

Semakin Banyak Dukungan yang Hadir buat Pasangan FN

Add caption

Add caption

SSURABAYA – Menjadi aktivis buat Wardah Hafidz adalah sebuah panggilan jiwa. Ini dikatakannya saat ditemui di Jl. Menanggal I komplek Peni 46 Surabaya. Sosok yang sangat lekat  dengan kaum miskin perkotaan itu khusus datang ke Surabaya untuk memberikan support kepada pasangan cawali Surabaya dari jalur independen, Fitradjaja Purnama dan Naen Suryono.
Pada kesempatan itu Wardah menyatakan sudah mengenal Fitra sejak beberapa tahun yang lalu. Wanita kelahiran Jombang 58 tahun silam ini juga berharap tidak ada lagi kaum miskin di kota Surabaya ini yang akan digusur. Dia berharap jika Fitra terpilih menjadi walikota, bukan orang miskin yang digusur melainkan kemiskinan yang harus disingkirkan dari Surabaya. Namun, diakuinya bahwa meyakinkan masyarakat untuk memberantas kemiskinan bukan pekerjaan yang mudah. “Ini tantangan untuk Fitra. Masyarakat sudah kecewa  janji-janji partai.”


Pendiri UPC (Urban Poor Consortium) pada tahun 1993 ini menyampaikan juga pentingnya membuat kontrak politik dengan rakyat, karena dengan kontrak politik seorang pemimpin akan tahu permasalahan yang dihadapi oleh rakyat.
“Ya itulah! Kenapa persoalan tanah dan surat ijo menjadi program utama saya dalam pencalonan ini. Saya ingin setiap warga mendapatkan hak atas tanah yang sebagian besar dikuasai oleh pemerintah kota. Dan teman-teman dari beberapa lembaga yang tergabung dalam Konsolidasi Arek Suroboyo (KAS)” jelas Fitra kemudian.
Malam itu dengan suasana keakraban dan kesederhanaan, Wardah Hafidz dan Fitradjaja berdiskusi tentang masalah-masalah sosial yang dihadapi warga Surabaya. Tampak hadir dalam pertemuan malam itu, beberapa aktivis dan warga yang sesekali nimbrung dalam sebuah diskusi. Sesekali Fitra berbagi pengalaman dan cerita lucu  yang membuat suasana menjadi cair. (EP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar