Rabu, 10 Februari 2010

Pilwali Kota Surabaya : Demokrat Arief Affandi, Independen Fitradjaya Purnama

Pewarta-Indonesia, Konstalasi politik Kota Surabaya dalam menghadapi pemilihan Walikota Juni 2010 mendatang, nampaknya sudah mulai ramai. Meski para partai politik belum berani mengusung nama kandidatnya. Hanya Partai Demokrat yang sudah pasti mencalonkan nama Arief Affandi, Wakil Walikota Surabaya sebagai calon. Sebelumnya Arief Affandi bertarung dengan Alisyahbana, Kepala Bapertarum PNS dan Fandi Utomo, fungsionaris Partai Demokrat dalam penjaringan calon di tubuh Partai Demokrat.
Dipilihnya Arief Affandi sebagai calon, memang cukup beralasan. Karena partai ini membuka peluang calon dari luar partai. Sejumlah kalangan sudah menduga, bahwa mantan wartawan ini yang bakal diusung Partai Demokrat.Seperti yang pernah diungkapkan Ketua Bidang Polkam, DPD PD JatimNur,Nur Muhidin. “Kami nanti akan melakukan mekanisme membuka pendaftaran untuk umum, sebagai calon kepala daerah yang bakal diusung Demokrat. Sehingga,siapa yang di ajukan bisa kader sendiri bisa dari luar,” Katanya.
Sementara itu PDI Perjuangan, partai pemenang kedua dalam pemilu 2009 lalu, setelah Partai Demokrat. Sampai detik ini belum menentukan kandidatnya. Hal ini diungkapkan Ketua DPD PDIP Jatim, H. Sirmadj. “Langkah yang tepat dan jitu harus diterapkan termasuk memilih koalisi dengan partai lain.” ungkap H. Sirmadji yang tidak mejelaskan secara detil kawan dalam koalisinya. Meski partai ini, sempat diberitakan akan berkoalisi dengan partai Demokrat, namun kenyataan itu menjadi urung.

Jika diukur dari kekuatan politik, Partai Demokrat (16 kursi) dan PDI Perjunangan (8) memang selayaknya mengusung calon sendiri. Sementara, PKS (5 kursi), Golkar (5 kursi), PKB (5 kursi), PDS (5 kursi), Gerindra (3 kursi), PAN (2 kursi), PKNU (1 kursi), dan PPP (1 kursi), harus membangun koalisi. Karena perolehan kursi dalam pemilu 2009 tidak memenuhi 15 persen sebagi persyaratan pencalonan.
Calon Independen
Sementara itu, calon dari jalur independen mulai berguguran. Sebelumnya banyak nama yang beredar. Taruhlah, Budi "Nanang" Harijono, mantan fungsinaris PDI Perjuangan dan Mohammad Sholeh, aktivis pergerakan dan mantan caleg PDI Perjuangan. Bahkan Mohammad Sholeh mengundurkan diri dari pencalonan. Dia bahkan mengaku kesulitan mengumpulkan sebanyak 90.000 nfoto kopi KTP. Jika hal itu dilakukan akan menghabiskan biaya besar. “Saya merasa sulit untuk mendapatkan dukungan sebesar itu,” katanya. Sholeh, dalam waktu dekat akan mengajukan protes kepada KPU Kota Surabaya. Karena dinilai, persyaratan ini sangat memberatkan bagi calon independen.
Beda dengan jalur independen yang dilakukan Fitradjaya Purnama, penggagas Arek-arek Surabaya Pro Reformasi. Calon independen yang basis pergerakan Surabaya ini, terus menerus mencari dukungan. Diperkirakan sudah mencapai 75 persen dari 2,936 juta jiwa penduduk Kota Surabaya. Fitra sendiri mengaku tidak kesulitan mencari dukungan. Pasalnya, sejak hidup dalam dunia pergerakan basis-basis komunitas ini, sudah dibangun. “Coba bayangkan, sejak 1993 sajak memulai malakukan advokasi terhadap rakyat yang selama ini, dirugikan oleh penguasa orde baru. Jadi, semua itu berkat terimakasihnya rakyat kepada saya. Saya tidak membeli rakyat.Sepeserpun tidak ada, “ kata Fitra. Tinggal menunggu waktu, Fitra akan bersaing dengan calon-calon yang diusung oleh partai politik.
Supriyadi
Surabaya, Jawa Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

®;

Pilwali Kota Surabaya : Demokrat Arief Affandi, Independen Fitradjaya Purnama

Pewarta-Indonesia, Konstalasi politik Kota Surabaya dalam menghadapi pemilihan Walikota Juni 2010 mendatang, nampaknya sudah mulai ramai. Meski para partai politik belum berani mengusung nama kandidatnya. Hanya Partai Demokrat yang sudah pasti mencalonkan nama Arief Affandi, Wakil Walikota Surabaya sebagai calon. Sebelumnya Arief Affandi bertarung dengan Alisyahbana, Kepala Bapertarum PNS dan Fandi Utomo, fungsionaris Partai Demokrat dalam penjaringan calon di tubuh Partai Demokrat.
Dipilihnya Arief Affandi sebagai calon, memang cukup beralasan. Karena partai ini membuka peluang calon dari luar partai. Sejumlah kalangan sudah menduga, bahwa mantan wartawan ini yang bakal diusung Partai Demokrat.Seperti yang pernah diungkapkan Ketua Bidang Polkam, DPD PD JatimNur,Nur Muhidin. “Kami nanti akan melakukan mekanisme membuka pendaftaran untuk umum, sebagai calon kepala daerah yang bakal diusung Demokrat. Sehingga,siapa yang di ajukan bisa kader sendiri bisa dari luar,” Katanya.
Sementara itu PDI Perjuangan, partai pemenang kedua dalam pemilu 2009 lalu, setelah Partai Demokrat. Sampai detik ini belum menentukan kandidatnya. Hal ini diungkapkan Ketua DPD PDIP Jatim, H. Sirmadj. “Langkah yang tepat dan jitu harus diterapkan termasuk memilih koalisi dengan partai lain.” ungkap H. Sirmadji yang tidak mejelaskan secara detil kawan dalam koalisinya. Meski partai ini, sempat diberitakan akan berkoalisi dengan partai Demokrat, namun kenyataan itu menjadi urung.

Jika diukur dari kekuatan politik, Partai Demokrat (16 kursi) dan PDI Perjunangan (8) memang selayaknya mengusung calon sendiri. Sementara, PKS (5 kursi), Golkar (5 kursi), PKB (5 kursi), PDS (5 kursi), Gerindra (3 kursi), PAN (2 kursi), PKNU (1 kursi), dan PPP (1 kursi), harus membangun koalisi. Karena perolehan kursi dalam pemilu 2009 tidak memenuhi 15 persen sebagi persyaratan pencalonan.
Calon Independen
Sementara itu, calon dari jalur independen mulai berguguran. Sebelumnya banyak nama yang beredar. Taruhlah, Budi "Nanang" Harijono, mantan fungsinaris PDI Perjuangan dan Mohammad Sholeh, aktivis pergerakan dan mantan caleg PDI Perjuangan. Bahkan Mohammad Sholeh mengundurkan diri dari pencalonan. Dia bahkan mengaku kesulitan mengumpulkan sebanyak 90.000 nfoto kopi KTP. Jika hal itu dilakukan akan menghabiskan biaya besar. “Saya merasa sulit untuk mendapatkan dukungan sebesar itu,” katanya. Sholeh, dalam waktu dekat akan mengajukan protes kepada KPU Kota Surabaya. Karena dinilai, persyaratan ini sangat memberatkan bagi calon independen.
Beda dengan jalur independen yang dilakukan Fitradjaya Purnama, penggagas Arek-arek Surabaya Pro Reformasi. Calon independen yang basis pergerakan Surabaya ini, terus menerus mencari dukungan. Diperkirakan sudah mencapai 75 persen dari 2,936 juta jiwa penduduk Kota Surabaya. Fitra sendiri mengaku tidak kesulitan mencari dukungan. Pasalnya, sejak hidup dalam dunia pergerakan basis-basis komunitas ini, sudah dibangun. “Coba bayangkan, sejak 1993 sajak memulai malakukan advokasi terhadap rakyat yang selama ini, dirugikan oleh penguasa orde baru. Jadi, semua itu berkat terimakasihnya rakyat kepada saya. Saya tidak membeli rakyat.Sepeserpun tidak ada, “ kata Fitra. Tinggal menunggu waktu, Fitra akan bersaing dengan calon-calon yang diusung oleh partai politik.
Supriyadi
Surabaya, Jawa Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar